Simalungun, 1detik.asia-
Petani singkong di Kabupaten Simalungun mengeluhkan persoalan harga, dimana harga singkong saat ini, hanya tembus Rp.800 per kilogram, sehingga tidak sebanding dengan biaya penanaman, dan biaya perawatanya.
Petani singkong, Awang mengatakan masyarakat Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa sebagian termasuk petani palawija, seperti singkong dan jagung.
Masyarakat sini, sebagian petani singkong otomatis hasil bumi, menjadi sumber penghasilan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Seperti saat ini, waktu musim panen singkong tapi harga anjlok signifikan, ujarnya kepada Mediaonline, Minggu 16/11/2025.
Dia menjelaskan petani menjual singkong kepada tengkulak di harga Rp 800, Per kilogram dari sebelumnya Rp600, per kilogram.
Harga naik tipis, tapi petani singkong bisa mendapat keuntungan jika harga singkong minimal Rp1.000 per kilogram, tuturnya.
Petani lainnya, Zul Efendi mengeluhkan harga singkong yang masih saja diatur perusahaan atau pabrik besar pengolah singkong dan bukan berdasarkan mekanisme pasar sehat.
Para petani mengeluhkan, pada saat menjelang Nataru, seperti saat ini, biasanya harga singkong tinggi, atau hasil kebun dan pertanian lainnya selalu turun.
Padahal kualitas panen yang dihasilkan lebih baik, dan seharusnya harganya lebih baik juga, katanya.
Padahal, untuk membudidayakan singkong,juga memerlukan modal, yang tidak sedikit, dan petani berharap harga hasil panen singkongnya, bisa tinggi.
Tapi ternyata singkong yang dijual terkena potongan harga, tentu akan merugikan petani," ucapnya.
Ia berharap adanya intervensi dari pemerintah daerah, dan dinas pertanian untuk menstabilkan harga, membuka akses pasar yang lebih luas, dan menciptakan sistem distribusi yang memungkinkan hasil panen, dijual langsung ke industri pengolahan.
(Donny)

.png)

