Tanjungbalai, 1detik.asia - Sejumlah pedagang ayam potong di berbagai pasar tradisional kota Tanjungbalai mengeluhkan kondisi harga ayam yang kini semakin tinggi di pasaran. Kondisi ini disebut sebagai dampak dari meningkatnya permintaan ayam untuk kebutuhan Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis yang digagas pemerintah.
Menurut para pedagang, tingginya permintaan dari dapur layanan gizi tersebut membuat harga ayam di tingkat distributor menjadi tidak stabil. Alhasil, pedagang kecil kesulitan mendapatkan stok dengan harga bervariasi seperti biasanya. Hal ini menyebabkan seluruh pedagang menjual dengan kisaran harga yang tinggi, bahkan cenderung naik dalam beberapa pekan terakhir.
Nia, Seorang pedagang ayam potong di Pasar Tanjungbalai, mengungkapkan bahwa pendapatan mereka ikut terdampak. Dengan harga yang terus menyesuaikan permintaan besar dari program pemerintah, mereka tidak lagi memiliki keleluasaan untuk menentukan harga jual yang kompetitif.
“Sekarang satu harga semua. Kami tidak bisa lagi ambil ayam dengan harga rendah seperti dulu. Dampaknya, keuntungan menurun. Kami berharap pemerintah meninjau ulang program makan bergizi gratis ini atau setidaknya mengontrol distribusi agar pedagang kecil tidak dirugikan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan, bahwa tiga hari tidak mendapatkan stok ayam akibat kehabisan dari peternak karena sudah dipesan oleh SPPG.
“Biasanya kami bisa ambil 300 kilogram, tapi sekarang dibatasi. Kalau kami naikkan lagi, pedagang diluar sana mau jual berapa lagi per potong nya. Untuk ayam potong bersih saja sudah Rp. 40 ribu perkilo nya,” ucapnya.
Pedagang ayam potong terpaksa harus membeli ayam dengan stok terbatas agar bisa tetap berusaha.
“Pihak peternakan mana mau tahu, mau ambil kalau tidak mau masih ada Pemerintah yang mau borong ayam mereka. Kalau terus seperti ini, kami pedagang kecil bisa terancam gulung tikar,” katanya.
Pedagang lain juga menyampaikan kekhawatiran bahwa jika situasi ini terus berlanjut, usaha mereka bisa semakin terpuruk. Selain karena stok yang sering menipis, harga dari pemasok terus menanjak mengikuti permintaan besar dari dapur layanan gizi.
Mereka berharap pemerintah dapat segera mengevaluasi mekanisme program tersebut, terutama terkait pasokan ayam yang selama ini menyuplai kebutuhan dapur pelayanan gizi. Menurut pedagang, solusi seperti penataan distribusi, penambahan suplai dari peternak, atau mekanisme harga yang lebih terkontrol perlu dipertimbangkan agar tidak mematikan pedagang kecil.
Hingga kini, pemerintah belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait keluhan para pedagang ayam potong tersebut. Program Makan Bergizi Gratis sendiri masih berjalan di berbagai daerah sebagai upaya peningkatan gizi masyarakat, khususnya anak sekolah dan kelompok rentan. Namun pedagang berharap, kebijakan yang baik bagi masyarakat tidak justru menjadi beban bagi pelaku usaha kecil di sektor pangan.
.png)

