Tanjungbalai, 1detik.asia - Pihak sekolah dan kepolisian membantah kabar yang beredar di media sosial dan pemberitaan bahwa seorang siswi sekolah swasta Sisingamangaraja di Kota Tanjungbalai yang nekat melompat dari lantai empat gedung sekolah pada Sabtu (18/10/2025) lalu, diduga karena menjadi korban perundungan (bullying).
Reinal Panjaitan, S. Pd, Kepala Sekolah tempat siswi tersebut menimba ilmu menegaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan internal dan keterangan dari sejumlah saksi, tidak ditemukan adanya indikasi perundungan yang dialami korban sebelum insiden terjadi.
“Kami sudah memanggil teman-teman sekelas dan guru yang berinteraksi langsung dengan korban. Tidak ada tanda-tanda atau laporan bahwa korban mengalami bullying di lingkungan sekolah,” ujar Kepala Sekolah saat dikonfirmasi, Selasa (21/10/2025).
Ia menjelaskan, pihak sekolah langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa korban ke rumah sakit setelah kejadian. Saat ini, korban masih menjalani perawatan dan dalam pengawasan pihak keluarga.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Tanjungbalai IPDA M. Ruslan, juga membenarkan bahwa hasil penyelidikan tidak mengarah pada dugaan perundungan.
“Dari hasil penyelidikan awal dan keterangan saksi-saksi, tidak ditemukan indikasi korban melompat akibat dibully. Siswi tersebut nekat melompat diduga depresi karena ditinggal orang kakek nya seminggu sebelum peristiwa nekat terjadi,” ujarnya.
Pihak kepolisian juga menghimbau masyarakat agar tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi karena dapat memperkeruh suasana dan merugikan pihak-pihak tertentu.
“Kami minta masyarakat bijak dalam bermedia sosial. Tunggu hasil penyelidikan resmi agar tidak timbul kesalahpahaman,” katanya.
Reinal Panjaitan, juga mengatakan bahwa keterangan dari orang tua CWY, siswi tersebut selama ini ada mengalami pada kesehatan yaitu lambat dalam berpikir dan setiap satu bulan sekali melakukan pemeriksaan ke dokter psikolog.
“Orang tuanya ada mengantarkan surat keterangan dari dokter bahwa siswi kami itu ada mengalami pada kesehatan nya sehingga CWY agar tidak diberikan tugas sekolah berat yang dapat mengganggu mentalnya,” ucapnya.
CWY saat ini dirawat di salah satu rumah sakit yang ada di kota Medan dan sudah mulai membaik. Siswi tersebut hanya mengalami patah pada tangan sebelah kiri dan kaki.
Sementara pihak sekolah terus memberikan pendampingan psikologis kepada siswa lain agar kejadian serupa tidak terulang.