1detik Toba, 24 Oktober 2025
Balige -Dugaan adanya peredaran telepon genggam (HP) secara bebas di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Balige kembali mencuat ke publik. Hal itu terungkap setelah sejumlah warga mengaku mendapat ancaman melalui pesan WhatsApp yang diduga dikirim oleh narapidana dari dalam rutan.
Kepada awak media Posmetro, salah seorang jurnalis yang berkunjung ke Rutan Kelas IIB Balige menanyakan langsung perihal kebebasan penggunaan HP oleh para napi kepada Noel Tobing, selaku Kepala Pengamanan Rutan (KPR).
Menanggapi hal tersebut, Noel Tobing menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan izin penggunaan HP kepada para narapidana.
“HP tidak ada kami kasih kepada para napi,” ujarnya di hadapan awak media.
Namun, dalam kesempatan yang sama, Noel Tobing juga mengakui adanya temuan HP di dalam rutan yang didapat tanpa sepengetahuan pihak pengamanan.
“Sempat ada HP sama kalian tanpa sepengetahuan saya. Saya akan sikat kalian semuanya,” tegasnya kepada para napi yang hadir saat itu.
Meski demikian, berdasarkan pantauan di lapangan, pernyataan tersebut dinilai belum sepenuhnya sesuai dengan kondisi sebenarnya. Beberapa mantan narapidana yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa penggunaan HP masih marak terjadi di dalam rutan, bahkan ada yang diduga digunakan untuk melakukan penipuan daring (online scam).
"Dari kelas IIB sampai sekarang masih banyak tukang engkol (penipu) dari dalam rutan Balige,” ungkap salah satu mantan napi.
Salah satu warga juga menceritakan bahwa keluarganya menjadi korban penipuan dengan modus jual beli mobil Pajero murah yang diduga dikendalikan dari dalam rutan.
Penipu yang mengaku bernama Ahok berhasil meyakinkan korban hingga mentransfer uang puluhan juta rupiah. Setelah diselidiki, uang tersebut sudah berpindah tangan hanya beberapa menit setelah transaksi.
Tak berhenti di situ, warga yang mencoba membagikan unggahan tentang kasus tersebut di media sosial justru mendapat ancaman melalui pesan WhatsApp dari seseorang yang diduga narapidana di Rutan Balige.
“Yang kami herankan, kenapa HP di dalam rutan bisa sebebas itu sampai bisa meneror warga di luar?” keluhnya.
Bahkan, seorang napi bernama Benget alias Kardo Sirait disebut turut mengirim pesan berisi ancaman kepada warga tersebut.
“Dia menantang saya seolah-olah dia kebal hukum di dalam rutan,” ungkap korban.
Masyarakat pun meminta perhatian serius dari pihak Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara untuk segera menindak tegas oknum petugas maupun napi yang terlibat dalam penyalahgunaan HP di Rutan Kelas IIB Balige.
“Kami mohon agar Kakanwil Sumut turun tangan. Karena ini sudah meresahkan warga. Kalau dibiarkan, jangan sampai kejadian-kejadian kekerasan seperti penyiraman air keras terulang lagi,” ujar warga tersebut dengan nada khawatir.
Kasus ini menjadi sorotan publik karena menimbulkan pertanyaan besar terkait pengawasan dan keamanan di dalam rutan. Hingga berita ini diterbitkan, pihak Rutan Kelas IIB Balige maupun Kemenkumham Sumut belum memberikan keterangan resmi tambahan terkait dugaan kebocoran pengawasan tersebut.
Editor Rinsan siahaan
.png)

