Tanggamus.1 detik.asia-
Mas Anom: Pejabat Lama yang Dipelihara Jadi Duri dalam Daging Bupati Tanggamus
Tanggamus – Ketua Perguruan Paku Banten Kabupaten Tanggamus, Mas Anom, mendesak Bupati Mohammad Saleh Asnawi segera melakukan reshuffle besar-besaran terhadap pejabat lama di lingkungan pemerintah daerah. Menurutnya, pejabat lama yang saat ini masih dipertahankan justru akan menjadi duri dalam daging bagi kepemimpinan baru.
“Pejabat-pejabat lama yang saat ini masih dipelihara tetap akan menjadi duri dalam daging bagi Bupati Mohammad Saleh Asnawi. Kalau tidak segera dibersihkan, mereka bisa menghambat langkah besar perubahan yang sedang diperjuangkan,” tegas Mas Anom, Sabtu (30/8/2025).
Mas Anom, yang juga merupakan tim sukses pasangan Mohammad Saleh Asnawi – Agus Suranto pada Pilkada Tanggamus lalu, menegaskan bahwa reshuffle tidak boleh ditunda. Ia meminta bupati mengganti semua camat, lurah, dan kepala OPD dengan figur yang benar-benar sesuai dengan bidang dan keahliannya.
“Jangan salah pilih pejabat. Kalau salah menempatkan orang, maka pelayanan kepada masyarakat akan rusak. Ada contoh, seorang tenaga kesehatan malah dijadikan pejabat di bidang yang bukan keahliannya. Itu jelas tidak tepat dan merugikan masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, banyak pejabat lama merasa percaya diri tidak akan tersentuh reshuffle karena merasa punya backing politik. Kondisi ini membuat mereka tidak fokus bekerja, tetapi hanya sibuk menjaga posisi.
Masyarakat Juga Desak Perubahan
Desakan reshuffle tidak hanya datang dari Mas Anom, tetapi juga dari berbagai elemen masyarakat Tanggamus. Warga menilai enam bulan setelah dilantik, Bupati Saleh Asnawi seharusnya sudah berani mengambil langkah nyata untuk membersihkan jajaran birokrasi dari pejabat lama yang selama ini dinilai tidak mampu membawa perubahan.
“Dulu ke mana saja mereka? Waktu Tanggamus krisis, pejabat-pejabat lama ini malah diam. Sekarang setelah ada pemimpin baru, mereka pasang tampang SKSD (sok kenal sok dekat) seakan ikut perubahan. Padahal justru merekalah yang membuat langkah pemimpin baru tersendat,” keluh seorang warga.
Kebocoran PAD Jadi Bukti Lemahnya Sistem
Munculnya indikasi kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) kian memperkuat alasan perlunya reshuffle. Data riil menunjukkan, PAD Tanggamus hanya berada di kisaran Rp 9–11 miliar per tahun, jauh dari angka Rp 77 miliar yang ditargetkan.
Beberapa sektor yang disorot publik antara lain:
OPD Pasar, yang dianggap tidak transparan dalam pengelolaan retribusi. Pedagang mengeluhkan pungutan yang dibayarkan tidak sebanding dengan fasilitas, bahkan diduga ada yang tidak masuk ke kas daerah.
PDAM Tanggamus, yang kinerjanya lemah akibat kebocoran teknis/non-teknis dan rendahnya efektivitas penagihan, sehingga kontribusi PAD hampir tidak terasa.
Laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga menyoroti lemahnya pengawasan retribusi pasar dan pengelolaan aset daerah. Akibatnya, potensi PAD yang seharusnya bisa menopang pembangunan daerah hilang begitu saja.
Ujian Nyali Bupati Baru
Masyarakat menilai, reshuffle pejabat lama adalah ujian nyali bagi Bupati Saleh Asnawi. Tanpa keberanian itu, rakyat khawatir perubahan hanya sebatas janji politik.
“Kalau bupati tidak segera membersihkan pejabat lama, maka kebocoran akan terus terjadi dan rakyat yang menanggung akibatnya. Jangan sampai perubahan yang dijanjikan hanya jadi slogan kosong,” ujar seorang tokoh pemuda Tanggamus.
(Panroyen)