Tanjungbalai, 1derik.asia -
Potensi sumber daya alam Kota Tanjungbalai berasal dari hasil perikanan yang di ekspor melalui Pelabuhan Teluk Nibung ke sejumlah negara diantaranya Malaysia, Cina, Thailand, Hongkong, Taiwan, Vietnam dan Jepang. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungbalai mendapat dukungan dan dorongan dari Karantina Indonesia dalam memanfaatkan potensi tersebut menjadi peluang yang mendatangkan hasil
Hal ini disampaikan Wali Kota Tanjungbalai, Mahyaruddin Salim saat menerima kunjungan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaor Panggabean dalam agenda memimpin langsung pelepasan ekspor komoditas unggulan dari Pelabuhan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai, Rabu (20/8/2025).
Kegiatan yang mengusung tema "Bersama Karantina bersatu meningkatkan kemandirian pangan yang menegaskan komitmen Pemerintah dalam mendukung pelaku usaha, serta menunjukkan besarnya potensi sektor pertanian dan perikanan di wilayah Tanjungbala."
Secara umum, Wali Kota menggambarkan kondisi perikanan Kota Tanjungbalai, Jumlah perahu 827 unit dengan berbagai macam jenis alat tangkap, jumlah gudang 35 unit dan
potensi hasil perikanan ekspor sebesar 3.598.000 ton
Kendala yang dialami pelabuhan saat ini adalah pendangkalan sungai yang menghambat alur keberangkatan dan kedatangan perahu, jelas Wali Kota
Untuk itu melalui sinergi dan kolaborasi ini kami berharap kepada bapak Kepala Barantin beserta rombongan untuk dapat membantu kami dalam mendukung percepatan pembangunan Kota Tanjungbalai, ungkap Mahyaruddin
Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean menyebutkan, Pelabuhan Teluk Nibung yang merupakan pelabuhan kecil tertua di Sumatera Utara, namun memiliki posisi strategis di aliran Sungai Asahan menuju Pantai Timur Sumatera Utara. "Potensi besar pelabuhan ini mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungbalai melalui aktivitas ekspor," sebutnya.
Lanjut Sahat, komoditas yang dilepas menuju Malaysia meliputi, komoditi hewan berupa madu alam, komoditi perikanan berupa, shrimp paste, frozen conger eel, frozen octopus, frozen ribbon fish, ikan selar, ikan kembung, frozen cuttlefish, ikan bawal, ikan cincaru, dan ikan senangin. Untuk komoditi tumbuhan berupa, alpukat, asam, pisang, salak, ubi jalar, durian beku, dan cabai.
"Total volume ekspor mencapai 85,16 ton dengan nilai ekonomis sebesar Rp.919,3 juta. Seluruh komoditas merupakan hasil produksi pelaku usaha lokal, membuktikan bahwa produk dari Tanjungbalai mampu bersaing di pasar global," Ujar Sahat.
Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean, juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. Ia menegaskan pentingnya peran karantina dalam memastikan kualitas dan keamanan produk sesuai standar internasional.
Selain itu, menurut Sahat, para pelaku usaha juga mendapat dukungan berupa bimbingan teknis dan sertifikasi guna meningkatkan kapasitas produksi. "Ekspor ini menjadi bukti bahwa produk lokal mampu menembus pasar internasional. Barantin akan terus mendorong diversifikasi ekspor, mempermudah perizinan, dan memperkuat daya saing pelaku usaha."
"Pemerintah optimis, melalui sinergi dan dukungan bersama, ekspor dari daerah akan terus meningkat sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap devisa negara dan kesejahteraan masyarakat," ungkap Kepala Barantin Sahat.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, deputi dan direktur karantina hewan, karantina ikan, karantina tumbuhan, dirjen penataan ruang laut kementerian kelautan dan perikanan, direktur pelabuhan perikanan direktorat jenderal perikanan tangkap, balai besar karantina hewan ikan dan tumbuhan Sumut, kepala bank indonesia, Perwakilan Pemprovsu, Forkopimda Tanjungbalai, Wakil Wali Kota Muhammad Fadly Abdina, Sekretaris Daerah Nurmalini Marpaung, Ketua TP-PKK Ny Mashandayani Mahyaruddin, Pimpinan OPD serta undangan lainnya.
( Ibrahim-ulong )