.png)
Tanjungbalai, 1detik.asia - Suasana haru menyelimuti sebuah pesta pernikahan sederhana di Tanjungbalai, ketika seorang pengantin pria terpaksa meninggalkan acara bahagianya untuk memenuhi panggilan negara yaitu mengikuti pelantikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Paruh Waktu. Kamis (20/11/2025). Di alun-alun Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah kota Tanjungbalai.
Momen itu terjadi tepat saat rangkaian acara adat masih berlangsung. Sang istri, yang baru beberapa jam resmi menjadi pendamping hidup, tampak tegar saat suaminya diwajibkan hadir pada sesi pelantikan yang tidak bisa ditinggalkan.
Dengan mata berkaca-kaca, ia memegang tangan suaminya erat, menyampaikan restu sebelum sang suami berangkat meninggalkan pesta pernikahan yang masih berlangsung. Para tamu yang hadir pun ikut terdiam menyaksikan peristiwa langka tersebut.
“Ini memang bukan hal yang saya bayangkan di hari pernikahan kami, tapi saya tahu tugas ini sangat penting untuk masa depan keluarga kami. Saya ikhlas melepas dia,” ucap sang istri, sembari menahan tangis.
Pengantin pria itu kemudian bergegas menuju lokasi pelantikan. Meski meninggalkan istri di lokasi pesta pernikahan, ia tampak mantap menapaki langkahnya menuju tempat berlangsungnya pelantikan ribuan tenaga P3K paruh waktu.
Yandi Putra Marpaung, merupakan pegawai di Disporapar Tanjungbalai mengatakan bahwa jadwal pernikahan sudah satu bulan yang lalu direncanakan dan tidak mengetahui bahwa tanggal pesta pernikahan dan pelantikan bersamaan.
“Saya benar-benar tidak pernah menduga bahwa tanggal pernikahan dan pelantikan bersamaan. Ini merupakan momen bahagia yang tidak terlupakan, karena dalam satu hari yang sama, dua moment kebahagiaan yang saya dapat,” ucap Yandi.
Pelantikan pun berjalan hikmat, sementara di rumah, pesta pernikahan tetap berlanjut dipenuhi cerita haru yang akan dikenang seumur hidup oleh kedua mempelai.
Setelah prosesi selesai, pengantin pria kembali ke lokasi pesta, disambut tepuk tangan panjang dari tamu undangan yang bangga sekaligus tersentuh oleh kisah pengabdian yang mengiringi awal perjalanan rumah tangga mereka.
Momen ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan dan tanggung jawab kerap berjalan beriringan dan bahwa cinta sejati justru kuat karena rela berkorban.
