Fenomena matinya ribuan ikan di perairan Danau Toba, wilayah Samosir baru-baru ini, memicu kekhawatiran, di kalangan pengusaha Keramba Jaring Apung (KJA), di daerah lain sekitar danau, termasuk di Kabupaten Simalungun.
Vedro, seorang pemilik KJA di Kecamatan Haranggaol Horison, menyebutkan para pelaku usaha perikanan di wilayahnya, tetap waspada, meski hingga kini kondisi perairan,di Simalungun, masih aman.
Kalau khawatir, pasti ya selalu ada, tanpa ada permasalahan ikan mati, pun tetap waspada juga, ujarnya, Senin 21/7/2025.
Menurutnya, peristiwa ikan mati massal terakhir kali, terjadi di Haranggaol pada tahun 2016, yang mengakibatkan ribuan ton ikan mati mendadak, dan menimbulkan kerugian besar, bagi petani KJA, tersebut.
INFO :
Baca
Permukaan Danau Sidihoni Menyusut Drastis, Warga Samosir Khawatir, ada dampaknya.
Saat ini, lanjut Vedro, angin kencang masih melanda wilayah Haranggaol., namun ia berharap kondisi cuaca ekstrem itu, tidak berdampak buruk, terhadap aktivitas budi,daya ikan.
Mudah-mudahan tidak sampai seperti di samosir, kami terus berdoa dan menjaga agar keramba tetap dalam kondisi baik-baik saja, ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan penelusuran Media online, penyebab matinya ikan di wilayah danau tersebut, disebabkan menurunnya kadar oksigen yang dipengaruhi angin kencang, dan memicu putaran air arus bawah, tersebut.
(Donny)