Simalungun, 1detik.asia -
Akibat kerusakan saluran irigasi Bah Tongguran III, sekitar 400 hektare lahan persawahan di Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, terancam gagal tanam hingga akhir Juni 2025, kondisi irigasi, dilaporkan masih belum dalam perbaikan, secara signifikan.
Camat Hutabayu Raja, Ferry Risdoni Sinaga, saat dikonfirmasi Senin 23/6/2025, membenarkan bahwa kerusakan irigasi itu, belum ditangani, kondisinya masih sama seperti sebelumnya, belum ada perbaikan juga, ujarnya.Ia mengatakan jika tidak segera diperbaiki, Petani akan kehilangan satu musim tanaman, hancurlah, Bang, satu musim nggak menanam, mungkin banyak yang alih fungsi, itulah kejagung atau sawit tersebut, tuturnya.
Menurut Ferry, luas areal sawah, yang paling terdampak diperkirakan mencapai 400 hektare Namun, ia menyebutkan bahwa masih ada waktu untuk perbaikan, kalau bisa ditangani sampai Agustus ini, masih bisa kita tahan, ujarnya. Irigasi Amblas, Warga di Simalungun, Sambung Tong Besi Demi Sawah Tetap Basah.
Sebelumnya, berdasarkan laporan Media Online, Petani bersama Unit Pelaksana Teknis, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (UPTD PSDA), sudah melakukan upaya darurat dengan menutup saluran bocor, menggunakan karung tanah.
Namun, volume air yang mengalir ke sawah, tetap tidak mencukupi kebutuhan tanaman, hanya sekitar sepertiga saja, dari normal.
Minimnya pasokan air dikhawatirkan akan berdampak besar terhadap ketahanan pangan lokal. Selain itu, jika musim kemarau tiba sebelum perbaikan dilakukan, risiko kekeringan dipastikan meningkat.
Bupati Kabupaten Simalungun, Anton Achmad Saragih sebelumnya telah berjanji akan segera menangani persoalan ini. Namun hingga kini, belum ada kepastian waktu pelaksanaan perbaikan secara menyeluruh.
Ferry berharap instansi teknis terkait segera melakukan langkah konkret. "Masih ada waktu, dan ini sangat krusial bagi keberlangsungan pertanian masyarakat kita," katanya.
Seperti diketahui, saluran irigasi yang mengaliri ratusan hektar sawah itu jebol di penghujung Februari 2025.
(Donny)