Tanjungbalai, 1detik.asia - Para pedagang baju bekas impor di Pasar Monza, Kota Tanjungbalai, mengeluhkan semakin sulitnya mendapatkan pasokan barang sejak munculnya pernyataan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang akan menindak tegas para pelaku trifting atau perdagangan pakaian bekas impor.
Menurut sejumlah pedagang, kebijakan tersebut membuat harga bahan pakaian bekas impor melonjak tajam dan stok barang menjadi langka. Kondisi ini berdampak langsung pada penurunan pendapatan mereka yang selama ini menggantungkan hidup dari usaha jual beli pakaian bekas.
“Sekarang bahan susah masuk, harga pun naik dua kali lipat. Pembeli jadi sepi karena harga jual ikut naik,” ujar salah satu pedagang, Yuni, saat ditemui di lapaknya, Kamis (6/11/2025).
Ia berharap pemerintah dapat memberikan solusi yang adil bagi masyarakat kecil, khususnya pedagang di daerah seperti Tanjungbalai, yang sebagian besar bergantung pada usaha jual beli pakaian bekas impor untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kalau ditindak tanpa solusi, kami mau makan apa? Di sini banyak yang hidup dari jual baju bekas. Kami bukan pemain besar, hanya pedagang kecil,” ucapnya.
Sejumlah pedagang lain juga menyampaikan bahwa usaha mereka sudah turun hingga 50 persen sejak isu penindakan trifting mencuat. Mereka meminta agar pemerintah mencari jalan tengah, misalnya dengan menertibkan impor ilegal namun tetap membuka ruang bagi perdagangan yang terkontrol dan sesuai aturan.
Pasar Monza sendiri merupakan salah satu pusat perdagangan pakaian bekas terbesar di Kota Tanjungbalai. Aktivitas jual beli di pasar ini menjadi sumber penghidupan bagi ratusan pedagang dan ribuan warga sekitar.
Masyarakat berharap kebijakan pemerintah tidak hanya menindak, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap ekonomi rakyat kecil yang bergantung pada sektor perdagangan baju bekas impor tersebut.
.png)

