.png)
1detik.asia, Tanjungbalai - Gabungan Aktivis Penyampai Aspirasi Indonesia (GAPAI) menyatakan dukungan penuh kepada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) dalam menuntaskan dugaan kasus korupsi di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tanjungbalai asahan.
Dukungan tersebut disampaikan ketua GAPAI Alrivai Zuherisa, agar Kejaksaan tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) segera mengungkap tuntas aktor intelektual dibalik dugaan korupsi kredit usaha rakyat (KUR) fiktif di Cabang BRI Tanjungbalai Asahan.
“Kami dari GAPAI mendukung sepenuhnya langkah Kejatisu untuk mengusut tuntas dan mengungkap siapa aktor intelektual atas dugaan korupsi yang terjadi di tubuh BRI Tanjungbalai asahan. Jika benar, ini adalah salah satu bentuk kejahatan keuangan yang merugikan negara dan masyarakat, jangan ada tebang pilih dalam penegakan hukum,” tegas Alrivai. Minggu (12/10/2025).
Alrivai yang akrab disapa aldo berharap dugaan penyalahgunaan dana KUR mencapai Rp 25 miliar yang melibatkan 13 unit BRI yang berada dibawah management cabang BRI Tanjungbalai harus diungkap secara terang benderang dan penegakan hukumnya harus dilakukan secara transparan dan tanpa pandang bulu.
“Kami yakin dan percaya Kejatisu memiliki integritas dan komitmen tinggi dalam memberantas tindak pidana korupsi. Kasus ini tidak boleh berhenti di tengah jalan, Jika terbukti ada keterlibatan pihak lain, semuanya harus diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” ucapnya aldo.
Selain itu, GAPAI juga akan melakukan pemantauan langsung terhadap perkembangan penyelidikan kasus ini serta akan menggelar aksi damai sebagai bentuk dukungan moral kepada aparat penegak hukum agar tetap konsisten menegakkan keadilan.
Masyarakat Tanjungbalai pun berharap agar penanganan kasus dugaan korupsi di BRI ini dapat diselesaikan secepatnya, sehingga kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan dan penegakan hukum dapat kembali terjaga.
Sementara itu, kepala cabang BRI Tanjungbalai Heldin Suranta Tarigan, saat dikonfirmasi via pesan Whatsapp terkait adanya dugaan korupsi di BRI Tanjungbalai, ia menjawab bahwa hal tersebut bukan wewenangnya.
“Mohon maaf, saya tidak berwenang.” tulis Haldin pada pesan Whatsapp.
