.png)
Organisasi adat Partuha Maujana Simalungun (PMS), Kota Pematang siantar mendorong Pemko Pematang Siantar, segera merancang Peraturan Daerah (Perda), tentang pelestarian budaya Simalungun, tersebut.
Perda ini diperlukan untuk memperkuat jati diri masyarakat Simalungun, di tengah, keberagaman kota pematang siantar.
Hal ini diusulkan Ketua DPC PMS Pematang siantar, Alex Hendrik Damanik, dalam acara syukuran bersama WaliKota Wesly Silalahi di rumah dinas walikota, Sabtu 26/7/2025.
Di antara isi usulan tersebut adalah kewajiban sekolah dasar dan menengah pertama mengajarkan bahasa dan budaya Simalungun, serta penerapan pakaian adat bagi ASN satu hari dalam seminggu.
Kami siap mendampingi Pemko Siantar melalui, forum diskusi untuk menyusun kurikulum muatan lokal seni dan budaya Simalungun, kata Alex, yang juga anggota DPRD setempat.
PMS juga mendorong adanya perhatian khusus bagi putra-putri Simalungun, dalam. pembangunan daerah dan mendukung pengembangan Museum Raja Sang Naualuh Damanik tersebut.
Menanggapi hal itu, WaliKota Pematang Siantar Wesly Silalahi, menyampaikan apresiasi dan menegaskan komitmennya, menjaga keberagaman serta memperkuat identitas lokal, kearifan lokal adalah kekuatan kita, membangun kebersamaan dan harmoni sosial, ujar Wesly.
Pada kesempatan tersebut, PMS menyematkan pakaian adat kepada Wesly, dan menitipkan harapan agar nilai-nilai Raja Sang Naualuh, dijadikan pedoman kepemimpinan.
Tokoh DPP PMS, Amsar Saragih, menambahkan Simalungun perlu meniru Bali dan Yogyakarta tersebut dalam pelestarian budaya tersebut, Eksistensi etnis, katanya, harus ditegaskan melalui kekuatan budaya, sejarah, dan politik.
(Donny)
