Solok Selatan,1detik.asia -
Masuki ajaran baru,kepala kementien agama solok selatan (Fitiyoni) beserta jajaran melakukan aksi gerakan BERKAPLAH ( Berbagi perlengkapan sekolah) untuk siswa/i sekolah negri dan swasta yang ada di kabupaten solok selatan.
Dalam aksi nya kemenag membagikan sebanyak 600 kodi buku untuk siswa siswi yg kurang mampu, guna mewujudkan ASTA PROTAS Kementrian agama RI 2025,
Adapun kegiatan ini di lakukan di 6 titik lokasi tiap sekolah dan madrasah, 5 titik lokasi diantara nya d laksanakan hari senen (14/07/2025) dan 1 lokasi pada hari selasa (15/01/2025) se kabupaten solok selatan.
Pada lokasi pertama di MAN 1 solok selatan, penyerahan langsung di lakukan oleh Kepala Kemenag solok selatan di dampingi kepala MAN 1, MTsN 1, MTsN 5, MIN 1, dan MIN 2. Seterusnya lokasi MTsN 4 solsel di serahkan kepala sub bagian tata usaha, lokasi MTsN 3 di serahkan kasi pendidikan islam, lokasi MTsN 6 di serahkan kasi penyelenggara Haji dan Umroh, lokasi MAN 2 di serahkan oleh penyelenggara Zakat Wakaf, sementara untuk lokasi Kantor Kemenag solok selatan di serahkan oleh Kepala kemenag bersama seluruh jajaran penjabat dan ASN.
“Gerakan ini merupakan inisiatif sosial Kami yang dilaksanakan dengan baik oleh jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Selatan. Tujuannya, ASN di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Selatan, baik di Madrasah maupun di KUA, ikut serta mensukseskan Asta Protas Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2025 – 2029 dalam hal Layanan Keagamaan Berdampak dan Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah dan Terintegrasi,” ungkap Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Selatan,
“Dalam mensukseskan Asta Protas, tema yang Kami angkat dalam kegiatan ini adalah “ASN Berdampak, Berbagi Perlengkapan, Menyalakan Harapan!”. Alhamdulillah gerakan ini dapat menyasar kepada 600 siswa-siswi Madrasah se Kabupaten Solok Selatan. Masing-masingnya menerima 1 kodi buku tulis,” lanjut Ka. Kankemenag Solok Selatan.
“Kami berharap, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan partisipasi ASN untuk lebih berdampak kepada masyarakat. Dan yang terpenting, meringankan beban orang tua dalam menyediakan perlengkapan sekolah. Sehingga anak-anak akan lebih semangat lagi dan angka putus sekolah dapat ditekan,” tutup Fitriyoni.
(Yudi)