Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan

Wacana Lima Hari Sekolah, Ini Tanggapan Orang Tua di Siantar

Cahya Wulandari
Rabu, 04 Juni 2025
Last Updated 2025-06-04T09:22:56Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
BUTUH BANTUAN HUKUM ?

Pematangsiantar, 1detik.asia -

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mewacanakan penerapan lima hari sekolah, mulai tahun ajaran 2025/2026, pembelajaran akan dipadatkan sejak Senin hingga Jumat, guna mengoptimalkan penyampaian materi.


Salah seorang wali murid, di Kota Pematang siantar, Ibnu Sitinjak, menyatakan dukungannya terhadap wacana tersebut, menurutnya, kondisi fisik dan mental anak perlu diperhatikan, dengan memberikan waktu istirahat pada hari Sabtu.


Selama ini, lanjutnya, beban belajar murid dimaksimalkan hingga Sabtu, kemudian anak juga beribadah pada Minggu, sehingga hanya memiliki waktu bebas beberapa jam saja.


Jika sudah sore hari, sang anak akan malas-malasan beraktivitas karena mengingat besoknya, akan berangkat sekolah lagi, kata Ibnu kepada Media online, Rabu  4/6/2025.


Meskipun jam pelajaran dipadatkan dari Senin hingga Jumat, hal itu menurutnya tidak membebani fisik maupun mental murid. Justru kepenatan selama sekolah dapat dilepaskan pada Sabtu.


Himbauan :

DPRD Sumut Dorong Uji Publik Sebelum Penerapan Sekolah Lima Hari.


Ia menyebut, wacana itu dapat membantu mengurangi tingkat stres, karena akan ada satu hari libur penuh.


Itu wajar saja, sama seperti les tambahan dari sekolah kan bisa sampai sore juga, ujarnya.


Ibnu juga berpendapat, guru akan lebih memiliki waktu luang pada hari sabtu, untuk mempersiapkan materi yang akan diajarkan.


Sama-sama dikasih waktu refreshing lah, Karena semua kita butuh istirahat, ucapnya.


Ia mencontohkan instansi pemerintah maupun perkantoran yang hanya beroperasi lima hari.


Contohnya Puskesmas saja libur, meskipun itu pelayanan, tuturnya.


Himbauan :


Sistem Sekolah Lima Hari Perlu Dukungan Variasi Aktivitas dan Peran Orang Tua.


Sementara itu, orang tua lainnya, Ani Simamora, tidak sepakat dengan wacana tersebut, ia menilai, pemberian waktu libur lebih lama kepada murid justru bisa meningkatkan kemalasan.


Dia khawatir, pemadatan jam pelajaran yang bahkan bisa sampai sore hari justru mengganggu kondisi mental murid. Menurutnya, porsi jam belajar saat ini sudah cukup. Mau jam berapa lagi pulang, apalagi anak kita harus makan di sekolah, ucapnya.


Jika sang ibu tidak memiliki waktu untuk memasak karena berjualan sejak subuh, otomatis sang anak harus diberi uang tambahan untuk makan siang.


Yang jualan di pasar pagi, anak-anak biasanya beli sarapan mie atau semacamnya, ibunya bisa masak hanya siang hari, 

bagaimana lagi itu, katanya.


Ani berharap porsi belajar yang selama ini sudah berjalan tidak diubah, karena dikhawatirkan akan menimbulkan banyak dampak negatif. “Biar saja lah yang seperti ini, ujarnya.


(Donny)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Iklan