Pesawat B‑2 Spirit Stealth Bomber AS yg menjatuhkan 12 bom GBU-57A/B di situs nuklir Iran, kembali ke Whiteman Air Force Base, Knob Noster, Missouri
Jakarta -1detik.asia -Pesawat militer Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom di 3 fasilitas nuklir Iran. Seperti apakah dampak dari Amerika Serikat (AS) yang ikut-ikutan dalam perang Israel dan Iran?
Kata Pakar, Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI) Prof. Hikmahanto Juwana menilai serangan As terhadap Iran sangat berbahaya. Usai penyerangan itu, AS juga memberikan pilihan terhadap Iran.
Serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, ini sangat membahayakan, karena meskipun Presiden Amerika Serikat mengklaim bahwa sekarang pilihan bagi Iran itu ada dua, yaitu menyerah dan kemudian ada perdamaian atau Amerika Serikat akan melakukan serangan lebih besar apabila Iran tidak mau menyerah," kata Hikmahanto kepada wartawan, pada Senin (23/6/2025).
Hikmahanto mengatakan," ada sejumlah hal yang perlu dicermati usai serangan AS di Iran ini. Pertama, adalah reaksi yang akan diberikan oleh Iran.
Apakah Iran mau menyerah sebagaimana diharapkan pemerintah Amerika terjadinya perdamaian, atau Iran melakukan serangan balasan, baik ke kapal-kapal induk Amerika Serikat, maupun ke Israel," tuturnya.
Kedua, adalah reaksi dari negara-negara di dunia. Hikmahanto menyebut setelah terjadi serangan tersebut, dunia pasti memberikan reaksi dan pernyataan.
Hikmahanto mengatakan,"Apakah mereka akan mendukung Amerika Serikat atau sebaliknya mendukung Iran. Kalau misalnya mereka akan mendukung Iran maka ini bukannya tidak mungkin bahwa perang dunia III akan semakin dekat.
Hikmahanto mengatakan," Bagaimana reaksi Amerika Serikat terkait permasalahan Iran dan Israel saat ini. Ini terkait apakah AS akan mundur atau terus terlibat.pungkasnya.
Apakah mereka akan mundur, tidak melakukan serangan kembali dan kemudian menganggap bahwa tidak ada atau bagaimana, ini yang harus kita lihat bagaimana Amerika Serikat," Tutur Hikmahanto.
Indonesia, Hikmahanto mengatakan, harus berada pada pihak yang menyerukan perdamaian. Dia mendorong RI berkoalisi dengan negara yang berpihak pada perdamaian.
Terakhir sikap pemerintah Indonesia kita harus berpihak kepada perdamaian dan kita harus berkoalisi dengan negara-negara yang berpihak kepada perdamaian, sehingga bisa men-deeskalasi perang yang ada,"tuturnya.
Amerika Serikat (AS) Langgar Kedaulatan Iran
Sementara itu, Pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah menilai AS telah melanggar kedaulatan Iran, yang sedang mempertahankan dirinya. Diketahui, Israel menyerang Iran pada Jumat (13/6) lalu.
Amerika Serikat (AS) melanggar kedaulatan Iran, yang sedang mempertahankan dirinya sesuai Pasal 51 Piagam PBB, dari serangan Israel yang mendadak dan brutal. AS menempatkan dirinya sebagai pelindung Israel, negara yang terus menerus dikecam Majelis Umum PBB, karena terus menerus menindas masyarakat Palestina, yang tanahnya mereka rampas," kata Rezasyah terpisah.
Reza menilai Amerika Serikat (AS) telah menjadikan dirinya sebagai negara perusak hubungan antar-bangsa. Sebab, kata dia, AS tidak mampu menyelesaikan konflik berdasarkan hukum internasional yang ditetapkan Piagam PBB.
Reputasi Amerika Serikat (AS) semakin runtuh di kalangan masyarakat Iran dan Timur Tengah. Dianggap sebagai Shaitanul Akbar (setan besar) yang melindungi setan kecil (Shaitanul Asghor). AS telah meningkatkan eskalasi konflik diseluruh dunia, dan memecah belah hubungan antar bangsa," tuturnya.
Lalu, bagaimana sikap Rusia terhadap serangan AS ke Iran ini? Rezasyah menilai Rusia masih akan menahan diri.
Rusia masih menahan diri, dan meyakinkan publik Internasional, untuk tidak melakukan hal serupa. Seperti halnya serangan dari Israel 10 hari silam, Iran akan menahan diri. Diperkirakan Iran akan meneruskan serangannya ke Israel," pungkasnya.
Amerika Serikat Serang Iran
Diketahui, tiga fasilitas nuklir Iran yakni Natanz, Fordow, dan Isfahan yang dibom AS menggunakan pesawat pengebom B-2 membawa bom GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP) seberat 30.000 pon dengan daya ledak 6.000 pon, pada Minggu (22/6).
Presiden AS Donald Trump berpidato singkat kepada rakyat AS usai negaranya membombardir 3 situs nuklir Iran. Trump mengatakan serangan udara AS telah menghancurkan sepenuhnya fasilitas pengayaan nuklir Iran dan mengancam akan melakukan lebih banyak serangan jika Teheran tidak berdamai.
Akan ada perdamaian atau akan ada tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir. Ingatlah bahwa masih banyak target yang tersisa," kata Trump dalam pidato larut malam kepada rakyat AS dilansir AFP, Minggu (22/6).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi mengutuk serangan AS terhadap 3 fasilitas utama nuklir negara. Menlu Iran menilai serangan AS keterlaluan dan mengatakan negaranya memiliki hak untuk mempertahankan kedaulatannya.
Peristiwa pagi ini keterlaluan dan akan memiliki konsekuensi yang kekal," tulisnya di X, seraya menambahkan bahwa serangan itu adalah perilaku "melanggar hukum dan kriminal", Minggu (22/6).
"Sesuai dengan Piagam PBB dan ketentuan-ketentuannya yang memungkinkan tanggapan yang sah untuk membela diri, Iran memiliki semua pilihan untuk mempertahankan kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya."
Berpotensi Libatkan Negara Lain, AM Hendropriyono Yakin Konflik Iran-Israel Tidak akan Jadi Perang Dunia III
Konflik antara Iran dan Israel belum mereda.
Serangan Rudal Iran masih menghujani beberapa wilayah di Israel, yang merupakan bentuk pembalasan negaranya yang diserang lebih dulu.
Konflik ini dikhawatirkan menjadi Perang Dunia III karena berpotensi melibatkan sejumlah negara besar seperti Rusia hingga Cina.
Kendati begitu, mantan Kepala BIN AM Hendropriyono justru berpendapat bahwa perang ini akan segera berakhir.
"Saya lihat perang ini akan selesai, tidak akan jadi perang dunia, karena masing-masing punya urusan sendiri," ujar Hendropriyono, dikutip Kilat.com dari kanal Youtube Mahfud MD Official.
Ia menjabarkan setiap negara memiliki permasalahan sendiri yang belum terselesaikan.
Seperti konflik Rusia dengan Ukraina yang belum selesai, sedangkan Cina kini sedang mendukung Pakistan karena India belum menghentikan serangannya.
Menurut Hendropriyono, negara yang satu-satunya memiliki kekuatan besar untuk bisa ikut bergabung dalam konflik tersebut adalah Korea Utara.
Meski demikian, Hendropriyono tetap meyakini bahwa perang ini akan selesai meski tidak ada keuntungan dari masing-masing negara tersebut.
"Menurut saya (perang Iran-Israel) akan selesai, walaupun yang menang akan menjadi arang, yang kalah jadi abu," tuturnya. (*)