.png)
 |
Kasus Dugaan Penganiayaan di Bontomatene Mandek, Tiga Bulan Tanpa Kepastian Hukum |
SELAYAR, 1detikasia - Laporan dugaan penganiayaan yang terjadi di wilayah Desa Bontona Saluk, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar, hingga kini belum menunjukkan perkembangan berarti sejak dilaporkan pada 6 April 2025.
Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/4/IV/2025/SPKT/POLSEK BONTOMATENE/POLRES KEPULAUAN SELAYAR. Namun, hingga Selasa (24/6/2025), atau lebih dari tiga bulan sejak pelaporan, kasus ini belum diproses secara tuntas oleh pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Bontomatene.
Andi Rosbanding selaku korban yang dikonfirmasi pada Selasa (24/6/2025) menyebutkan pasca pelaporan pihak keluarga terlapor sempat berinisiatif mengupayakan mediasi damai.
Dikatakan bahwa beberapa tokoh, termasuk Kepala Desa, Ketua BPD, dan seorang anggota DPRD, Mursalim, juga telah mendatangi rumah korban untuk memfasilitasi jalan damai. Namun pihak korban menolak upaya tersebut dan tetap menginginkan proses hukum dijalankan.
“Sudah beberapa kali saya bersama keluarga datang ke Polsek untuk menanyakan tindak lanjutnya, tapi selalu dijawab bahwa kasus ini akan dilimpahkan ke Polres,” ungkap Andi Rosbanding.
Ironisnya, hingga kini belum ada kejelasan dari pihak Polsek Bontomatene terkait perkembangan penanganan laporan tersebut. Situasi ini memunculkan tanda tanya besar di tengah masyarakat, khususnya soal komitmen penegakan hukum di tingkat sektor.
“Yang ingin kami pertanyakan, ada apa sebenarnya di Polsek? Kenapa laporan ini berlarut-larut tanpa kepastian hukum?” tanya korban.
Kasus ini menjadi sorotan karena dinilai mencederai rasa keadilan masyarakat dan memperkuat persepsi negatif terhadap penanganan hukum yang lamban dan tidak transparan.
Sementara, pihak Polsek Bontomatene yang dikonfirmasi, hingga berita ini ditayangkan belum memberikan pernyataan resmi terkait alasan mandeknya penanganan kasus ini.
