masukkan script iklan disini
JAKARTA 1detik.info - Viralnya vdeo penceramah Gus Miftah menghina penjual es teh,bpk Sunhaji membuat netizen geram. Setelah video olok-olok penjual es teh itu, video Gus Miftah yang juga mengolok-olok Seniman Ketoprak Yati Pesek dengan sebutan yang buruk juga sontak viral di media sosial.
Potongan video yang viral itu menunjukkan saat Gus Miftah dan Yati Pesek manggung bareng beberapa waktu. Gus Miftah menghina seniman ketoprak itu dengan omongan kasar yang dinilai sangat merendahkan.
Tampak sebuah obrolan Yati Pesek dengan Erick Estrada yang diunggah ke dalam akun Instagram aktor dan presenter itu, Yati Pesek akhirnya buka suara bahwa dirinya sebenarnya menyimpan rasa sakit hati atas peristiwa tersebut.
"Ya, aku cuma diam saja walaupun sebenarnya hatiku ya sakit sekali," ucapnya seperti dilansir dari detikPop, Minggu (8/12/2024).
Sejak kecil, Yati Pesek menjadi seniman dan pemain ketoprak. Pada 1966 ia tergabung dalam wayang orang Jati Mulya Kebumen, Panca Murti, Sari Budaya Klaten, Wayang Orang Ajudan Jenderal Komando Resort Militer (Ajenrem) 081 Madiun, Ketoprak Mudha Rahayu Yogyakarta hingga Ketoprak Plesetan (1990).
Yati pesek mengatakan "Ya, aku ini dari kecil jadi seniman sampai jadi tua itu menjaga budayaku beneran.
Dalam setiap manggung dan main film, Yati Pesek selalu menjaga sikap, tata krama, dan perkataannya.
Ia mengatakan "Kok aku sama Miftah dibilang kayak begitu, "Salahku apa? Padahal aku muhajadah di situ, aku tidak pernah dibayar, tidak minta bayaran.
Yati pesek mengatakan,"Aku cuma cari ilmu, ternyata kayak begitu. Aku cuma bisa menahan, cuma diam saja, ini tiba-tiba kok ada entah siapa yang punya video seperti itu lalu di-share sekalian, ya semoga semua selamat, sehat semua, teruskan seni budaya kita Nak Erick ya, doakan ibu sehat selalu.
Setelah viral, ulama bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu meminta maaf. Dia menyatakan tidak akan mengubah gaya dakwahnya. Namun, pimpinan Ponpes Ora Aji itu berjanji akan lebih berhati-hati dalam memilih kata.
"Secara prinsip semua orang punya gaya dakwah masing-masing. Punya karakter masing-masing. Karakter itu tetap akan saya pertahankan, cuma dengan pemilihan kata dan diksi yang mungkin lebih berhati-hati," janji Gus Miftah.