Parah!!! Proyek Pemeliharaan Irigasi Bernilai Ratusan Juta Kok Gunakan Material Batu Bekas
Yogyakarta,DIY,1detik.info
-Pembangunan kontruksi untuk peningkatan serta pemeliharaan saluran irigasi yang bersumber dari Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) yang dilaksanakan oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumberdaya Mineral.
Melalui program tersebut, diharapkan dapat membantu para petani dalam memperlancar saluran air demi mengoptimalkan lahan yang sebelumnya terganggu dengan pasokan air yang tidak maksimal akibat dari rusaknya fasilitas saluran air yang menyebabkan ladang para petani tidak dapat ditanami padi akibat keterbatasan pasokan air,Sabtu(22/6/2024).
Namun, terkadang dalam realisasinya diibaratkan bagai pisau bermata dua, lantaran dalam realisasi program tersebut rentan akan penyimpangan dalam pembangunannya.
Seperti hal nya pada pekerjaan konstruksi peningkatan saluran irigasi yang sedang dikerjakan di daerah Pandak,Kabupaten Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta,melalui pihak pelaksana penyedia jasa dengan Pemilihan Langsung dengan Nomor Kontrak : 00.3.2.2/18963 tanggal 22 Mei 2024, dengan serapan anggaran sebesar Rp. 196.990.000,- (seratus sembilan puluh enam juta sembilan ratus sembilan puluh ribu rupiah).
Dimana pada pekerjaan tersebut tampak ada beberapa pasangan pondasi menggunakan batu bekas bongkaran yang sengaja didatangkan serta terlihat dilokasi untuk jenis kualitas pasir juga banyak mengandung tanah, untuk pengunaan campuran diduga tidak memakai 1 Pc : 4 Psr karena terlihat untuk hasil pasang batu yang udah ada kurang baguis, tentunya hal tersebut menjadikan sebuah tanda tanya besar tentang spesifikasi sebagaimana tercantum dalam RAB dan Spektek RKS, ataukah memang hal tersebut merupakan modus kecurangan untuk mengurangi angka pembelian material batu dan pasir dengan siasat mempergunakan batu bekas serta pasir yang mengandung banyak tanah dengan Harga murah pastinya.
Awak media sempat menanyakan kepada Saiman salah seorang yang sepat ditemui karena dilokasi para pekerja atau pelaksana dari kontraktor tidak ada.Saiman menerangkan bahwa dalam proses pengerjaannya pun dinilai asal-asalan, karena pada pemasangan batu terlihat hanya ditancapkan diatas lumpur berair,tanpa ada pasir untuk dasar pasangan, tanpa adanya proses pengeringan menggunakan kisdam sebagai penahan agar adukan tak bercampur air yang akan berdampak pada buruknya kualitas bangunan tersebut, terangnya.
Berdasar hal tersebut, awak media kemudian berupaya menggali informasi lebih dalam lagi dengan melakukan investigasi serta memintai keterangan dari beberapa pihak yang terkait dalam pembangunan tersebut.Hingga berita ini diterbitkan, belum berhasil menghubungi penyedia jasa atau dari Dinas terkait untuk dimintai keterangannya.
Reporter (Ragil)