Baru-baru ini, Aulia berhasil meraih posisi top 10 di ajang Putri Hijabfluencer Jawa Timur Indonesia. Yang kegiatan karantina dan grand final ini di laksanakan di KPPN dan grand palace hotel kota malang dengan sangat meriah. Ajang ini dipimpin oleh regional director sufu Malinda. "Perasaannya senang sekali, karena ini kali pertama aku lolos di dunia pageant," ujar Aulia dengan antusias. Prestasi ini merupakan langkah awal yang penting dalam perjalanan karirnya di dunia hijabfluencer.
Motivasi Aulia untuk terjun ke dunia pageant adalah keinginannya untuk memiliki branding sebagai duta dan menjadi inspirator bagi muslimah lain. "Menurutku dengan aku memiliki wadah menjadi putri hijab, membuatku memiliki lingkungan positif untuk mendukung beberapa kemampuanku," jelas Aulia.
Namun, perjalanan Aulia tidak selalu mulus. Tantangan terbesarnya adalah saat harus berjalan di catwalk selama karantina dengan menggunakan heels. "Kakiku sampai bengkak dan sakit, tapi aku tetap semangat dengan memberikan obat untuk bisa tampil secara optimal," kenangnya.
Dukungan dari orang-orang terdekat sangat berarti bagi Aulia. Orang tuanya menjadi sumber dukungan utama, sementara Universitas Nurul Jadid memberikan dukungan finansial penuh selama karantina di Malang. Selain itu, taklupa kepala desa Karanganyar juga memberikan support finansial selama perjalanan dan kepala owner Batik Ronggo Mukti juga turut memberikan bantuan sponsor untuk keperluan evening gown Aulia. "Orang terdekat juga membantu dari take video dan keperluan lain, temanku juga membantu dalam proses keperluan baju untuk karantina dan tampil di panggung," tambah Aulia.
Sebagai finalis Putri Hijabfluencer, Aulia memiliki misi besar. Ia berencana untuk melaksanakan program kerja berupa roadshow ke sekolah-sekolah dan desa, serta live di Instagram dengan tema pemberdayaan perempuan dan pencegahan pernikahan dini. "Aku akan bekerjasama dengan kepala sekolah, kepala desa, dan tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi pentingnya pencegahan pernikahan dini," jelasnya. Aulia berharap bisa terus menginspirasi baik secara offline maupun di media sosial, membuktikan bahwa sebagai muslimah tidak ada halangan untuk berkarir dan berprestasi sambil tetap taat menjalankan ajaran agama.
Selain fokus pada kegiatan sosial, Aulia juga bertekad untuk segera menyelesaikan sidang akhir dan melanjutkan studinya. "Kunci sukses adalah jangan takut gagal. Kita harus meromantisasi kegagalan dengan selalu belajar dan mengevaluasi kegagalan," tutup Aulia dengan penuh semangat. Ia percaya bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan meraih sukses, terutama bagi generasi muda yang memiliki banyak waktu untuk berjuang dan berprestasi.( Bsr )