1 detik_Jalan jembatan kayu ulin di pesisir laut berbas pantai di RT 19 dan RT 18, Kelurahan Berbas Pantai, Kecamatan Bontang Selatan sudah layak untuk mendapatkan perbaikan/renovasi jalan. Puluhan titik penambalan jalan seadanya dari sisa-sisa kayu oleh masyarakat di sepanjang jembatan dan menghawatirkan bagi pengguna jalan terancam musibah.
Jalan jembatan sepanjang lebih dari 150 meter menuju pelabuhan ujung Prakla tersebut dinilai sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Pasalnya setiap hari kendaran warga roda 2 beraktifitas di jalan tersebut adapun sebagian kendaraan tersebut dengan beban berat yang berisi muatan ikan. Meski bebahaya namun masyarakat tetap memaksa diri untuk melintas, mengingat jembatan itu merupakan akses masyarakat RT 19 dan RT 18 bukan hanya menuju pelabuhan melainkan menuju ketempat lain seperti ibadah, sekolah dan ketempat perbelanjaan.
Warga setempat telah merasakan kondisi tersebut selama belasan tahun. Usulan melalui musrebang maupun reses anggota DPRD Bontang telah disampaikan, namun belum terealisasi.
Banyak korban berjatuhan di jembatan itu, baik mengalami luka ringan hingga luka berat.Salah satu warga RT 19 yang tidak mau ditulis namanya dalam laporan ini mengatakan, kondisi infrastruktur jauh dari perhatian pemerintah daerah.
“ jauh dari perhatian khusus oleh pemerintah maupun pemangku jabatan. Masih banyak jalan yang rusak dengan kondisi papan jembatan yang hancur dan tiang siku yang terlepas sehingga jembatan tersebut goyang saat dilintasi oleh warga,” ungkapnya, kamis (11/01/2024).
Kondisi tersebut memaksa masyarakat mengambil inisiatif untuk memperbaiki dengan gotong royong, namun kemampuan terbatas karena dilakukan secara swadaya.
Ketimpangan pembangunan sangat mencolok antara kelurahan lainnya yang berada dipesisir kota bontang seperti jalan jembatan kayu yang ada dibontang kuala dan Jalan yang ada di pesisir selambai loktuan.
“ ini sungguh ironis sebab belasan tahun tetap saja seperti ini tanpa ada perhatian lebih dari pihak-pihak terkait bahkan seperti dianak tirikan ”. Keluhnya.
Ia berharap revitalisasi infrastruktur jembatan kayu RT 19 dan RT 18 harus segera dilakukan, bukan hanya peninggian jembatan yang mungkin masih layak digunakan tapi mendapatkan perbaikan. Semestinya yang menjadi prioritas adalah jalan permukiman masyarakat yang sudah tidak relevan harus diperhatikan.
“Jangan hanya nampak luar bagus tapi masyarakat untuk beraktivitas saja sulit, jadi harus terintegrasi antara penataan kawasan untuk kepentingan pariwisata dan untuk kepentingan masyarakat,” tegasnya.
Narasumber : masyarakat
Writer : Jamal
Editor : brow Irwan (Kabiro)