Wilfrida Soik, seorang gadis muda asal Belu NTT yang jadi korban perdagangan manusia karena diberangkatkan dan dijadikan Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Malaysia. Padahal Wilfrida belum cukup umur.
Wilfrida ditangkap dan ditahan karena membunuh majikannya serta di vonis hukuman mati kemudian tinggal sembilan hari menuju tiang gantungan.
Prabowo mendengar itu, kemudian berhenti dan meneteskan air mata karena selain memohon bantuan untuk menyelamatkan nyawanya sudah di ujung kerongkongan, Wilfrida juga meminta dibelikan sabun, odol dan sikat gigi.
Permintaan yang sangat sederhana tapi begitu menggugah jiwa beliau yang memang sangat peka terhadap penderitaan rakyat.
Sungguh kasihan, selama tiga tahun mendekam di Penjara Malaysia, Wilfrida tidak punya uang, tidak ada keluarga yang menjenguk, bahkan dia tidak punya teman.
Anak gadis asal Indonesia ini benar-benar sendirian. Tinggal menunggu hitungan hari akan menjadi daftar korban TKW Indonesia selanjutnya yang akan di hukum gantung di negeri orang.
Utusan Pastur dan Gereja Katholik yang sudah kemana-mana memohon bantuan termasuk kepada Presiden untuk menyelamatkan nyawa Wilfrida saat itu hanya menemukan jalan buntu.
Akhirnya utusan itu dibawa oleh seseorang yang mengenal Prabowo. Prabowo yang mendengar kisah pilu anak bangsanya itu langsung bertindak cepat.
Karena jaringan persahabatan internasional Prabowo yang sangat luas termasuk di Malaysia, beliau langsung bisa berkoordinasi dengan para pejabat tinggi dan penasehat hukum di Malaysia.
Esoknya langsung beliau menghubungi Hasyim, adiknya. Pinjam pesawat dan langsung terbang ke Malaysia.
Beliau menemui Tan Sri Mohammed Shafee, pengacara paling mahal di Malaysia yang juga tangan kanan Perdana Menteri Malaysia. Tak tanggung-tanggung Prabowo menyewa pengacara tersebut sebesar 15 milyar.
Berita tentang Wilfrida saat itu baru heboh di dalam negeri setelah Harian Malaysia ramai memberitakannya.
Sampai sekarangpun sepertinya banyak anak bangsa ini yang tidak tahu kalau Prabowo Subianto mengeluarkan uang pribadi sebanyak 15 milyar masa itu untuk membebaskan Wilfrida.
Adakah kita pernah mendengar satu orang saja pejabat dan tokoh politik di negeri ini yang seikhlas beliau?
Ingat, Wilfrida itu Katolik dan Prabowo seorang muslim, tapi Prabowo tidak pernah memandang agama, suku dan ras untuk membantu orang lain.
Prabowo itu darah, daging dan tulang-tulang di tubuhnya itu disusun dari kepingan nasionalisme dan kecintaan tanpa pamrih terhadap negeri ini dan rakyatnya.
Semoga senantiasa Bapak Prabowo diberikan kesehatan, kebahagiaan dan lindungan Tuhan Yang Maha Esa.**
Editor: A.S 1Detik.Online