Palembang — Kehidupan sering kali membawa manusia pada sebuah pencarian makna yang mendalam. Hal inilah yang dialami oleh seorang pemuda bernama Oman, sosok muda yang dikenal berpenampilan rapi, berkepribadian tenang, dan memiliki ketertarikan kuat terhadap nilai-nilai spiritual.
Sejak beberapa tahun terakhir, Oman yang sebelumnya menganut agama non-Muslim, mulai merasakan kegelisahan batin. Ia kerap mempertanyakan hakikat hidup, tujuan penciptaan manusia, serta hubungan antara makhluk dan Sang Pencipta. Pencarian tersebut mendorongnya untuk membaca berbagai literatur keagamaan dan berdiskusi dengan tokoh-tokoh lintas iman.
Dalam proses pencariannya, Oman merasa tertarik dengan ajaran Islam yang menekankan tauhid, kedamaian hati, serta keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Ia juga terkesan dengan akhlak umat Islam yang ditemuinya, khususnya nilai persaudaraan, kesederhanaan, dan kepedulian sosial.
Setelah melalui perenungan panjang dan keyakinan yang semakin kuat, Oman akhirnya memantapkan hati untuk memeluk agama Islam. Keputusan tersebut diambil secara sadar tanpa paksaan, sebagai bentuk kejujuran terhadap suara hatinya yang telah menemukan ketenangan.
Momen masuk Islam Oman disambut haru oleh para sahabat dan pembimbing rohaninya. Ia mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaan karena akhirnya menemukan jalan yang selama ini ia cari. “Saya merasa pulang. Islam mengajarkan saya tentang makna hidup, kesabaran, dan kedamaian sejati,” ungkapnya dengan penuh ketulusan.
Perjalanan spiritual Oman menjadi pengingat bahwa hidayah adalah hak prerogatif Allah SWT dan dapat datang kepada siapa saja, kapan saja. Kisah ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk tidak takut mencari kebenaran dan mendekatkan diri kepada Tuhan dengan hati yang terbuka.
.png)

