Dua Lembaga (LBH PKR dan JPK) Tuba Angkat Bicara Terkait Dugaan Kios Resmi Menjual Pupuk Subsidi Melebihi HET
Tulang Bawang. Www. 1 Detik. Info - Berdasarkan Pengaduan Petani Desa Astra kesestra, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, khususnya masyarakat pada umumnya yang merasakan kelangkaan pupuk bersubsidi,
kalaupun ada pupuk subsidi tersebut di kios resmi pupuk subsidi di jual di atas harga eceran tertinggi, yang satu karung pupuk urea dan satu karung Phonska di jual dengan harga sampai Rp500.000 Lima Ratus Ribu Rupiah Urea dan Ponska.
Penjualan pupuk bersubsidi dengan melebihi Harga eceran tertinggi (HET), serta penjualan tersebut tidak ada nama kelompok tani dan tidak berdasarkan RDKK.
Salah satunya di kios pupuk kampung Astra kasestra kabupaten Tulang Bawang, menurut beberapa petani mengatakan, penjualan pupuk di kampung kami melebihi Het kami beli pupuk setengah bulan yang lalu urea isi 50Kg Ponska isi 50Kg satu paket itu bisa mencapai Rp500 ribu rupiah, bahkan ada beberapa petani yang masuk dalam kelompok tani malahan tidak dapat pupuk bersubsidi.
“Kalau masih dua bulan kemarin pupuk subsidi di jual mereka harga kalau urea Rp200 ribu rupiah, kalau Ponska Rp210 ribu rupiah, yang kemasan 50kg, setelah pupuk itu turun di kelompok tani malah ada beberapa petani yang tidak dapat pupuk subsidi tersebut. Sekarang pupuk bersubsidi di jual dengan harga Rp 500 ribu satu paket kemasan 50kg orea poska”. Ungkap narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya
Lanjutnya, “saat anggota kelompok tani menanyakan kenapa anggota kelompok tani di kampung astra kasestra tidak dapat semua, padahal pupuk itu ada malah mereka bilang di Menggala ada kelompok tani, kampung tua ada, portal juga ada”. Terangnya.
Ditempat terpisah pemilik kios pupuk Paimin saat di konfirmasi di kiosnya pada hari Jumat (5/6/2024) mengatakan, tidak tau menau terkait pupuk subsidi siapa yang dapat dan saya hanya menjualnya saja.
“Terkait nama kelompok tani di kampung ini saya gak tau ya mas. Saya hanya menjualnya ke petani dan juga siapa yang dapat saya juga gak tau, toko saya di sewakan sama distributor pupuk rudi, saya hanya dapat seribu dalam kemasan karung 50 kg, masalah RDKK itu juga saya gak tau mas”. Ungkap Paimin pemilik kios
Namun ketika lembaga JPK lakukan investigasi menanyakan berapa harga penjualan pupuk di kiosnya beliau tidak menjawab dan beliau selalu membela diri.
“Kios saya ini hanya di sewa dengan distributornya jadi saya tidak tau menau, kalau masalah ini kalau mau lebih jelas mas nya ngomong sama Rudi distributor nya." Kilah pemilik kios Paimin.
Dalam hal ini distributor Rudi di konfirmasi melalui via telpon mengatakan, kalau masalah Het itu memang benar kami menjual di atas harga Het, kalau masalah RDKK nya ada semua kalau mau lebih jelas RDKK nya ke DPRD. Ujarnya
“Saya hanya penyalurnya yang punya pupuk itu wandra orang gunung sakti, memang benar kami jual di atas harga Het, kalau di jual dengan harga Het tentunya semua orang gak mau bang, belum Transportasi, sewa gudang ongkos mobil, kalou Abang mau lebih jelas tanya aja sama Wandra bang beliau yang lebih jelas masalah RDKK atau pun kelompok tani tanya sama beliau bang." Kata Rudi penyalur pupuk subsidi.
Namun di tempat terpisah wandra saat di temui di rumah nya membenarkan, bahwa bener kios tersebut punya beliau masalah harga pupuk bersubsidi memang di atas harga Het.
“Kalau masalah harga tanya aja sama petani disana berapa saya jual dan sekarang udah beda, yang ngambil pupuk subsidi harus bawak KTP nya atau KK , RDKK nya juga ada." Ungkapnya.
Sedangkan hasil investigasi JPK di lapang pupuk subsidi tersebut di jual bebas bahkan tidak menggunakan KK dan KTP, sedangkan pembeli tidak termasuk anggota Gapoktan. (Tim/Red)
Penulis: Feri Yadi
Editor: Red