Disdikbud Jateng Tegas Melarang Sekolah Adakan Study Tour
SEMARANG,Jawa Tengah,1detik.info
—Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng melarang sekolah menggelar atau mengadakan study tour. Larangan itu secara resmi dikeluarkan melalui nota dinas nomor 421.7/00371/SEK/III/2024.Larangan study tour tersebut, telah diedarkan ke seluruh sekolah.
Sebagai respons antisipasi terulangnya kecelakaan bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) lalu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah, Uswatun Hasanah menyapaikan kepada awak media ,bahwa larangan study tour sebenarnya sudah ada sejak 2020 lalu.Yakni saat pembebasan biaya sekolah di tingkat SMA/SMK/SLB Negeri di Jateng.Nota dinas saat ini hanya sebagai bentuk penegasan ke sekolah-sekolah,Jumat(17/5/2024).
“Saat pemerintah menegaskan sekolah zero pungutan, itu wisata sudah dilarang. Karena kalau ada piknik atau wisata itu jelas akan ada pungutan,” jelas Uswatun.
Larangan wisata ini menjadi kebijakan yang telah melalui berbagai pertimbangan.Tujuannya tidak lain untuk menghindari potensi adanya penyimpangan dalam penggunaan anggaran di satuan pendidikan yakni sekolah.
Pihaknya lebih menyarankan agar para siswa melaksanakan wisata bersama keluarga,sehingga bisa mempererat kedekatan antara orang tua dan anak.
“Harapan kami, sekolah itu tidak perlu menjadi EO (event organizer) piknik siswanya," imbuhnya.
Kendati sudah ada larangan, Uswatun mengaku masih ada sekolah yang melanggar.Mereka bahkan nekat mengadakan study tour bagi para siswanya, tapi mayoritas bisa dihentikan oleh Disdik Jateng.
Biasanya, study tour dikemas dengan bahasa kegiatan outing class,di mana siswa mengadakan kegiatan belajar mengajar di luar kelas.Sedangkan untuk SMK biasanya dengan istilah praktik kerja industri.Dari program pembelajaran itu terkadang sekolah menjadikan malapraktik untuk piknik.
"Namanya saja jumlah sekolahnya banyak, dengan isi kepala yang mencermati surat edaran melarang itu kadang juga ada yang mencari kreativitas agar tetap bisa berangkat. Ketika kami tahu, maka kami hentikan," tambahnya.
Sedangkan untuk sekolah yang sudah telanjur berangkat dan melaksanakan study tour,Kepala sekolah akan bertanggung jawab penuh dengan pembinaan hingga pemberian sanksi,tegasnya.
Reporter (Ragil)