Sentong, Probolinggo, 1detik.asia –
Mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 64 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang melaksanakan pengabdian di Desa Sentong, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, secara resmi meresmikan Pekarangan Hidroponik hasil kolaborasi bersama BUMDes Sentong pada hari 19/7/25
Pekarangan hidroponik ini merupakan bagian dari program utama KKN 64 UINSA yang mengusung tema “Kesehatan Lingkungan dan Ketahanan Pangan Berkelanjutan”. Dengan semangat inovasi dan edukasi, mahasiswa memperkenalkan sistem pertanian modern berbasis hidroponik kepada masyarakat desa yang selama ini masih belum familiar dengan metode tanam tersebut.
Hadirnya ide hidroponik dari mahasiswa KKN menjadi angin segar bagi Desa Sentong. Selain memberikan alternatif pertanian di lahan sempit, sistem ini juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, mulai dari pemanfaatan lahan kosong, penyediaan sayuran sehat, hingga peningkatan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dan lingkungan yang bersih.
“Hidroponik adalah solusi bertani yang bisa dilakukan siapa saja, bahkan di pekarangan rumah. Kami ingin masyarakat tahu bahwa pertanian kini tidak selalu membutuhkan sawah atau kebun luas. Dengan alat sederhana, hasilnya bisa dimanfaatkan sehari-hari,” jelas ugik, Ketua Kelompok KKN 64 UINSA.
Peresmian yang berlangsung sederhana namun khidmat itu turut dihadiri perwakilan BUMDes, tokoh masyarakat, kader desa, serta pemuda. Lokasi pekarangan hidroponik menjadi daya tarik tersendiri karena tampil bersih, tertata, dan penuh dengan tanaman hijau seperti sawi, kangkung, dan selada yang tumbuh subur dalam instalasi berbahan dasar paralon.
Dukungan dari BUMDes Sentong sangat berperan dalam mewujudkan program ini. Dalam sambutannya, perwakilan BUMDes menyatakan kesiapan untuk melanjutkan pengelolaan pekarangan hidroponik ini sebagai aset desa yang bisa berkembang menjadi program edukasi dan ekonomi.
“Masyarakat sebelumnya belum mengenal hidroponik. Tapi dengan adanya kegiatan ini, banyak warga yang tertarik dan mulai bertanya bagaimana cara membuatnya. Ini artinya sudah ada dampak positif,” ujar ilyas .
Lebih dari sekadar program jangka pendek, hidroponik ini diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran akan pentingnya pertanian sehat, terutama di tengah keterbatasan lahan dan perubahan iklim. Selain itu, mahasiswa KKN juga berharap program ini dapat menjadi contoh nyata bagaimana desa bisa maju melalui kolaborasi antar elemen masyarakat.
Kegiatan ini pun sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang menekankan pada aspek lingkungan, pangan sehat, dan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal.
Sebagai penutup, mahasiswa KKN 64 berharap hidroponik yang telah dibangun dapat menjadi warisan keberlanjutan bagi Desa Sentong, sekaligus simbol dari sinergi antara kampus, masyarakat, dan desa menuju kehidupan yang lebih sehat, produktif, dan mandiri.
(Bashari)