MENTAWAI| 1 detik. online -
Kepala Kantor SAR (Kakansar) Kepulauan Mentawai, Rudi, secara resmi menutup pelatihan pencarian dan pertolongan, penyelamatan di permukaan air (water rescue), di pantai Mappadegat, Desa Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, pada Sabtu,(30/9/2023).
Kegiatan pelatihan tersebut merujuk dari UU Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Pencarian dan Pertolongan. Pada aturan itu dibunyikan bahwa Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan memiliki kewajiban melaksanakan pembinaan Potensi SAR ke semua kalangan masyarakat,
Pelatihan SAR pencarian dan pertolongan yang melibatkan 50 peserta terdiri yang terdiri, TNI, Polri, Dinas Kesehatan, BPBD, Satpol PP, Damkar, Ormas serta instansi penyelematan pada jiwa manusia yang berada di kepulauan Mentawai.
Kegiatan ini diawasi langsung oleh Basarnas Pusat, Widyaswara Ahli muda, bidang pusat pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) Pencarian dan pertolongan, Taupik Maulana, S.Si, M.M., M.Pd,. Dikoordinatori instruktur pelaksana latihan teknis Basarnas Mentawai, Riko Likardo beserta tim SAR lainnya.
Dalam arahannya, Kakansar Kabupaten kepulauan Mentawai, Rudi, menyampaikan, terkait dengan kegiatan ini, Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai telah selesai melakukan pelatihan SAR penyelamatan di permukaan Air yang berlangsung selama 6 hari dan hari ini Sabtu 30 September 2023 hari penutupan pelatihan water rescue.
"Kegiatan tersebut melalui pelatihan potensi pencarian dan pertolongan di permukaan Air", sebut Kakansar Mentawai, Rudi, kepada awak media, Sabtu (30/9/2023).
Sebelum dilakukan pelatihan SAR pencarian dan pertolongan dipermukaan air, telah dilakukan materi kelas di dalam ruangan,dari 50 peserta juga mendapat pelatihan materi dasar Medical First Responder, yakni cara memasang perahu karet, membawa perahu karet dengan cara mendayung dan mengoperasikan mesin tempel, cara bertahan di lautan, serta evakuasi korban tenggelam, sebutnya.
Ia berharap kepada seluruh peserta bisa membantu Kantor SAR yang Ikut peserta pelatihan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terkait materi yang di sampaikan, agar supaya warga sadar akan teknik bertahan hidup atau pertolongan pertama kepada korban saat terjadi kecelakaan di laut, darat sehingga meminimalisir resiko korban meninggal dunia, terangnya.
Para peserta pelatihan ini juga mengaku mendapat pengetahuan baru setelah mendapat pelatihan dari insruktur yang ada, serta materi tersebut diharapkan bisa membantu banyak orang terkait penyelamatan saat terjadi kecelakaan, tutupnya. s/jb