masukkan script iklan disini
1detik.info -Penemuan mahkota di Majalaya, Kabupaten Bandung, terus memancing perdebatan. Di kawasan yang pernah berjaya sebagai sentra industri tekstil ini, muncul cerita tentang peninggalan bersejarah yang diduga terkait dengan Prabu Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang termasyhur. Adakah kaitannya, atau hanya sekadar cerita rakyat yang berkembang dari masa ke masa?
Mahkota dan Tongkat dengan Jejak Kerajaan Majapahit
Pada tahun 2009, di Kampung Leuwidulang, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, sebuah mahkota berundak tiga ditemukan. Mahkota yang diberi nama Ulun Umbul ini ditemukan di area SMA Pasundan Majalaya oleh seorang guru bernama Dede, yang kemudian menyimpannya. Mahkota tersebut terbuat dari campuran emas 18 karat, perak, dan besi kuning. Tidak hanya itu, ditemukan pula tongkat komando berukir kepala burung Garuda, simbol yang erat kaitannya dengan Kerajaan Majapahit.
Dede menjelaskan bahwa mahkota ini tidak digunakan sehari-hari, melainkan khusus untuk upacara pelantikan dan ritual kerajaan. Ia juga mengungkap bahwa mahkota serupa konon dipakai oleh Raja Sungging Perbangkara dalam kisah mitologi Sangkuriang.
Hayam Wuruk di Tanah Sunda?
Cerita rakyat setempat menghubungkan mahkota ini dengan Hayam Wuruk. Menurut legenda, Raja Majapahit itu mengasingkan diri ke Majalaya setelah Perang Bubat, yang menyisakan rasa bersalah dalam dirinya. Dalam pengasingannya, Hayam Wuruk disebut hidup sebagai orang biasa, meskipun tetap dihormati masyarakat sekitar yang memanggilnya Ulun Umbul.
Beberapa bukti lain turut mendukung cerita ini. Misalnya, adanya situs Batu Talun, yang diyakini sebagai tempat Hayam Wuruk dan Putri Diah Pitaloka bersembahyang. Bahkan, sejumlah tokoh lokal percaya bahwa Majalaya adalah lokasi di mana Hayam Wuruk moksa (menghilang secara spiritual).
Kisah yang Perlu Dibuktikan
Menurut Dedi Sutardi, Kepala Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Disdikbud Kabupaten Bandung, mahkota ini tidak menunjukkan ciri khas Kerajaan Sunda, melainkan lebih mirip dengan corak kerajaan-kerajaan di Jawa. Namun, untuk memastikan asal-usulnya, dibutuhkan penelitian arkeologi lebih mendalam.
“Kami sudah mengirimkan dokumentasi mahkota ini ke Balai Penelitian Arkeologi. Sayangnya, hingga kini penelitian masih terhambat karena keterbatasan dana,” kata Dedi. Saat ini, mahkota Ulun Umbul masih disimpan oleh keluarga penemunya, sementara pemerintah daerah belum memiliki museum atau tempat penyimpanan yang layak.
Folklore atau Jejak Sejarah?
Terlepas dari keabsahan ceritanya, kisah ini menambah dimensi menarik pada sejarah Majalaya. Sebuah kota kecil yang dulu dikenal sebagai ‘Kota Dolar’ ternyata menyimpan kemungkinan besar sebagai lokasi penting dalam sejarah Nusantara. Jika benar Hayam Wuruk pernah menjejakkan kaki di sini, Majalaya bukan hanya sentra industri, tetapi juga penjaga memori peradaban masa lalu.
Mungkinkah mahkota ini benar milik Prabu Hayam Wuruk? Atau hanya sekadar mitos yang hidup dalam masyarakat? Jawaban atas pertanyaan ini masih menunggu pembuktian dari para ahli. Namun yang pasti, kisah ini tetap menjadi warisan budaya yang patut dijaga dan dilestarikan.
#faktasejarahnusantara