CILACAP 1DETIK - Dalam rangka memperingati tanggap warso satu suro 1958 saka jawa menggelar kegiatan kirab budaya dalam rangka nguri nguri budaya warisan para leluhur nusantara.
Ribuan warga masyarakat dengan memakai busana khas daerah jawa dan khas sunda berbaris berjejer rapi secara hikmat dan antusias mengikuti kirab budaya yang dilaksanakan diwilayah Kampung Hulusitu Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.
Dalam kegiatan tersebut peserta bukan hanya dari Wanareja saja namun juga dari wilayah Kecamatan Dayeuhluhur, Cipari, Sidareja, majenang, Gandrungmangu, Kawunganten dan bahkan juga dari luar Kabupaten Cilacap yakni Kabupaten Banyumas.
Yang menarik dan tentunya ditunggu oleh masyarakat dalam kegiatan kali ini, dimana mereka nantinya akan berebut makanan dari gunungan maupun yang tersedia ditengah tengah lokasi acara.
Catur Iswanto selaku penyelenggara menyampaikan kegiatan pada hari ini tiada lain salah satu upaya nguri nguri budaya nusantara yang dahulu dilakukan oleh para leluhur dan kita lakukan kembali karena itu sebagai tanggung jawab kita sebagai putra putri nusantara untuk melestarikan budaya.
Prosesi yang kita lakukan ini banyak hal dari mulai kirab lalu terkait bedah sidekah laut apa itu sidekah bumi kita bedah secara filosofi jawa dan juga tadi ada pengenalan filosofi makanan dibumi dan yang lainnya intinya kita melestarikan budaya nusantara tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan untuk pesertanya diikuti dari Kecamatan Dayeuhluhur, Paguyuban Budayawan Sunda, Cipari, Sidareja, Majenang, Gandrungmangu dan Kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Cilacap bahkan juga saudara-saudara kita dari wilayah Kabupaten Banyumas untuk menghadiri dan menyaksikan bahwa kita bagian dari putra putri Nusantara yang cinta terhadap budaya nusantara terangnya.
Kita semua berharap budaya budaya Nusantara itu jangan ditinggalkan, sudah banyak kejadian tarian maupun budaya kita yang diakui oleh negara lain, makanya kita sebagai putra putri Nusantara jangan pernah lupa jati diri sebuah bangsa kita dengan budayanya karena budaya adalah pagar terkuat dari sebuah bangsa tutupnya.(Sis)