![]() |
Photo: engangcement spesialis, yayasan Field Indonesia, Rahmadi, di hotel jelita, Mentawai. |
MENTAWAI| 1 detik. online -
Guna mengedukasi masyarakat tata cara bercocok tanam yang baik di kultur tanah di wilayah kepulauan Mentawai digelar yayasan Field Indonesia.
Sosialisasi terkait tentang pengolahan lahan pertanian yang dilaksanakan melalui program Adaptasi Perubahan Iklim (API) untuk melakukan pengolahan lahan pertanian ketahanan pangan berkelanjutan yang baik agar hasil panen petani maksimal.
Peserta sosialisasi yang diikuti oleh pemerintah desa dan masyarakat sebanyak 30 orang peserta terdiri dari desa Goiso'oinan sebanyak 15 orang dan dari desa Sipora Jaya sebanyak 15 orang, berlangsung di Hotel Jelita, Jalan Raya Tuapejat km 1, Desa Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten kepulauan Mentawai, Rabu (11/10/2023).
Dalam kesempatan itu, bidang engangcement spesialis, (membangun pertemanan) yayasan Field Indonesia Rahmadi, menyampaikan, adapun sosialisasi terkait Pengurangan Resiko Bencana (PRB) sekarang ini bencana ekologi terhadap adaptasi perubahan iklim yang tidak menentu seperti musim panas dan musim hujan yang turun tidak bisa ditentukan di wilayah pulau Sipora Mentawai, jadi masyarakat harus dapat menyesuaikan agar lahan yang dikelola secara telaten merawat tanpa harus mengunakan yang mengandung zat kimia.
![]() |
Photo: peserta dari Desa Goiso'oinan, Kecamatan Sipora Utara. |
"Melalui salah satu solusi nya agar lahan pertanian selalu subur dengan memanfaatkan jeram padi digunakan untuk bedeng persawahan, yang dikelola terlebih awal melalui traktor selanjutnya setelah panen petani nantinya hanya dapat membentuk bedeng persawahan dengan tenaga manual, sistem Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT), seperti yang telah di lakukan di area persawahan desa sido makmur", sebut Rahmadi, kepada awak media, di aula Hotel Jelita jalan Raya Tuapejat km 1, Rabu (11/10/2023).
Ia juga menyampaikan, aksi adaptasi merupakan upaya adaptasi sistem kehidupan terhadap iklim yang berubah-ubah untuk melakukan penyesuaian dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini tidak menentu, sambungnya.
Tujuan adaptasi sendiri adalah untuk mengurangi kerentanan sistem terhadap efek berbahaya dari perubahan iklim (seperti kenaikan muka air laut, peristiwa cuaca/iklim ekstrem yang lebih intens, bila kita tidak bisa mendeteksi dini sesuai kebiasaan secara tradisional akan dapat menimbulkan kerawanan pangan dan lainnya, jelas dia
![]() |
Photo : Peserta dari desa Sipora Jaya, Kecamatan Sipora Utara. |
Kita berharap, melalui sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat dua desa ini agar dapat menerapkan di lokasi lahan pertanian masyarakat dengan sistem yang telah disampaikan saat kegiatan yang dilakukan oleh yayasan Field Indonesia selama dua hari, Rabu dan hari kamis esok, ucap Rahmadi, mengakhiri. (s/jb).