Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan

Sejarah Revolusi dan Kemerdekaan Pers

laki algifari
Senin, 28 Agustus 2023
Last Updated 2023-08-28T18:26:39Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini



 1Detik.Online

Ambruknya regim militer Jepang yang otoriter dan represif di Indonesia pada pertengahan Agustus 1945, telah melahirkan dislokas sosial Kekuatan-kekuatan terpendamm dan bersifat revolusioner dari masyarakat pada masa itu, mencuat ke permukaan dan mengalir laksana air bah yang dahsyat Arus revolusi, dengan demikian, telahh dimulai dan sepertinya sulit untuk dikendalikan Dalam suasana yang seperti itulah pers Republik dilahirkan, dengan maksud-selain untuk memberikan penerangan mengkoordinasikan hasrat besar dari rakyat yang ingin lepas-bebas-merdeka di satu sisi, dan visi dari para pemimpin bangsa tentang bentuk kemerdekaan yang dicita-citakan disisi lain Kira-kira sebulan setengah setelah proklamasi kemerdekaan, surat-surat kabar resmi yang semula milik Jepang diambillah dan dirubah menjadi surat kabar "milik Repocblik" Pengambilalihan, biasanya, dilakukan oleh para pemuda yang berjiwa nasionalis, revolusioner dan punya pengalaman di bidang jurnalistik Begitulah misalnya, surat kabar Asia Raya di Jakarta, Tjahaja di Bandung, Sinar Matahari di Yogyakarta, dan Socara Asia di Surabaya berubahh menjadi surat kabar Merdeka (1 Oktober 1945 sekarang). Socara Merdeka (September 1945 Juli 1947), Kedaulatan Rakjar (27 Septemmber 1945-sekarang), dan Socara Rakjar (Oktober 1945 - Juni 1946)




Surat kabar di kota-kota lain juga bermunculan laksana cendawan di musim hujan. Hal itu sejalan dengan anjuran dari pemerintah selam keinginan dari masyarakat tentunya, untuk mendirikan surat kabar sebanyak mungkin sebagai manifestasi dari revolusi yang demokratis Maka di Jakarta, selain surat kabar Merdeka, terbit pula Berita Indonesia. Ra jat dan Negara Baroe di Bogor ada Gelora Rakjat, di Cirebon ada Republik dan Genderang, di Semarang ada Warto Indonesia, di Magelang ada Penghela Rakjat, di Yogyakarta, selain Kedaulatan Rakjar, ada Al-Dihad Boeroch dan Nasional di Surakarta ada Lasjkar Soeara Moedo Menara dan Perinns, di Madiun ada Api Rakjat, di Mojokerto ada Bhakni di Malang ada Berdjocong, dan sebagainya




Kebebasan bagi pers untuk mengekspresikan pendirian sikap dan pandangannya, sangat jelas pada masa awal revolusi kemerdekaan Semangat yang meluap dari rakyat untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan, radikalisme sebagian besar pemuda untuk merebut senjata dari Jepang dan pertempuran melawan tentara Sekutu yang diboncengi Nica-Belanda di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung Semarang dan Surabaya, menjadi berita utama dan disorot dengan tajam dalam tajuk rencana surat kabar pada masa itu Identifikasi pers sebagai pembawa suara dan aspirasi rakyat nampak dari pemilihan nama penjaga kolom pojok pada masing-masing surat kabar Misalnya. Mas Klobot atau Notes Dr Clemik (Merdeka). Mas Semprot atau Semar (Kedaulatan Rakjat). Bang Djeboel (Berita Indonesia), Bang Bedjad (Al-Djihad). Sepondri (Lasjkar). Fikiran Rakjar (Warta Indonesia), Pojok Kiri (Genderang). Soedoet Tikam (Api Rakjat), dan sebagainya




Ancka karikatur, walaupun tidak banyak, untuk menyindir atau mendiskreditkan pihak lawan, terutama tentara Inggris dan Belanda. disajikan dengan cara telanjang dan terus terang Sedangkan slogan, motto, atau kata-kata mutiara untuk membangkitkan semangat rakyat. sebagai renungan dan arah perjuangan, ditempatkan pada bagian muka sudut kanan atau kiri surat kabar. Semuanya itu menunjukkan bahwa pers memiliki peranan yang tidak kecil sebagai "pengawal pendapat umum selama revolusi berlangsung

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Iklan