Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan

Bupati dan Wabup Tapanuli Utara Ikuti Rakor Eksplorasi Kemenyan dan Pengolahan Limbah Enceng Gondok bersama Ketua DEN

Enjel Ariel
Senin, 07 Juli 2025
Last Updated 2025-07-07T08:04:46Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
BUTUH BANTUAN HUKUM ?

     Bupati Tapanuli Utara Dr. Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, S.Si, M.Si dan Wakil Bupati Dr. Deni Lumbantoruan, M.Eng, bersama Dandim 0210/TU Letkol Kav. Ronald Tampubolon, S.H, M.Han mengikuti Rapat Koordinasi Persiapan Eksplorasi Kemenyan dan Pengolahan Limbah Enceng Gondok menjadi Pupuk Organik melalui Zoom Meeting yang dipimpin oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, di ruang kerja Bupati Tapanuli Utara-Tarutung, Senin (07/07/2025). 


Turut hadir pada zoom meeting tersebut, Direktur Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2), Danrem, Dandim, para akademisi dari Universitas Padjadjaran, serta perwakilan dari Pemkab Tapanuli Utara, Toba, Humbang Hasundutan, dan Samosir, serta OPD terkait.


Melalui sinergi lintas sektor ini, diharapkan pengelolaan potensi alam di wilayah Tapanuli dan sekitarnya dapat berjalan lebih terarah, berkelanjutan, dan memberi manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat lokal.


Dalam paparannya, Bupati Taput melaporkan bahwa terdapat sekitar 1,9 juta batang pohon kemenyan di Kabupaten Tapanuli Utara, yang terbagi dalam tiga klaster: pohon yang belum menghasilkan, sudah menghasilkan, dan yang sudah alkir (tidak lagi produktif).


“Produksi rata-rata saat ini hanya sekitar 300 gram per batang per tahun, dengan panen satu kali setahun. Kami berharap adanya dukungan teknologi dan riset dari tim peneliti, agar hasil produksi meningkat menjadi 500 hingga 700 gram per batang dan panen bisa dilakukan dua kali dalam setahun, salah satunya dengan penyediaan bibit unggul serta metode penyadapan dan perlakuan pertanian yang tepat,” ujar Bupati.


Menanggapi hal tersebut, Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan pentingnya kolaborasi riset yang lebih fokus dan terintegrasi antara pemerintah, peneliti, dan petani.


“Indonesia tidak boleh puas hanya menjadi pengekspor bahan mentah. Kita harus naik kelas. Kemenyan adalah kekayaan lokal kita, tapi harus dikelola secara ilmiah dan berkelanjutan. Saya minta tim peneliti segera hasilkan bibit unggul melalui kultur jaringan atau pemurnian secara genetik. Kalau perlu, gandeng lembaga internasional. Kita butuh langkah konkret, bukan hanya diskusi,” tegas Luhut.


Sementara itu, perwakilan tim peneliti menyampaikan bahwa hingga kini belum ditemukan bibit kemenyan spesifik yang dapat dipastikan produktif. Namun dalam jangka pendek, peningkatan produksi bisa diupayakan melalui perlakuan budidaya dan metode penyadapan yang lebih tepat guna memicu pengeluaran resin (getah) secara optimal.


Rapat ini juga membahas rencana pengolahan limbah enceng gondok menjadi pupuk organik, sebagai solusi ekologis dan ekonomi yang ramah lingkungan. Inovasi ini diharapkan mampu menambah nilai guna sumber daya lokal serta membuka peluang usaha baru bagi masyarakat di kawasan Danau Toba.

Editor Rinsan siahaan 




iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Iklan